Yesus Kau Sungguh Baik

Yesus Kau Sungguh Baik

When was Yesus Kau Kusembah released?

Yesus Kau Kusembah is a indonesian song released in 2020.

Yesus Kau Kusembah is a indonesian song released in 2020.

Yesus Kau Kusembah Lyrics

What is the duration of Yesus Kau Kusembah?

The duration of the song Yesus Kau Kusembah is 4:42 minutes.

The duration of the song Yesus Kau Kusembah is 4:42 minutes.

Who is the singer of Yesus Kau Kusembah?

Yesus Kau Kusembah is sung by HSM Worship.

Yesus Kau Kusembah is sung by HSM Worship.

Who is the music director of Yesus Kau Kusembah?

Yesus Kau Kusembah is composed by HSM Worship.

Yesus Kau Kusembah is composed by HSM Worship.

Tiga Kebajikan Kong Hu Cu

Ada tiga jenis aksara, yakni Fa, Bai, dan Zhong;

Fa yang berwarna hijau mempunyai kalimat lengkap Fa-zhai, yang berarti menjadi kaya. Arti filosofis lainnya adalah kemakmuran atau kegigihan.

Bai yang berwarna putih yang kalimat lengkapnya adalah Bai-ban alias papan putih. Arti filosofis lainnya adalah kemurnian atau ketulusan.

Zhong yang berwarna merah. Nama lengkapnya adalah Hong-zhong (tengah merah). Pada zaman kuno, aksara ini biasanya digunakan oleh para sarjanawan yang lulus ujian. Tapi ia juga merupakan singkatan dari Zhongguo, nama resmi negara China yang berarti Negara Tengah.

Sembilan Batu dengan karakter bulat. Ada sembilan jenis masing-masing mewakili angka satu hingga sembilan. Batu juga bisa berarti roda, lingkaran, atau kue.

Melambangkan kebutuhan dasar manusia; pangan. Namun, dalam porsi matematika, batu juga melambangkan angka puluhan.

Sembilan Batang menyerupai bambu. Juga ada sembilan jenis, satu hingga sembilan. Batang mewakili bambu, representasi dari kebutuhan dasar manusia tentang papan (tempat tinggal).

Tapi, ia juga berarti senar yang mewakili musik (hiburan). Dalam versi aritmetika, batang juga mewakili angka ratusan.

Uniknya, angka satu bambu dilambangkan dengan seekor burung. Menandakan hubungan manusia yang belajar dari alam.

Karakter di sini adalah "wan" dalam bahasa Tionghoa adalah puluhan ribu. Wan merupakan pembulatan angka tertinggi dalam bahasa Tionghoa. Tidak ada kata yang mewakili ratusan ribu, juta, dan miliar.

Dengan demikian sembilan karakter melambangkan jumlah angka tertinggi, atau bisa juga mewakili pencapaian terbesar dalam hidup.

Mahjong bukan hanya sekadar permainan, ia juga mengandung filosofis dasar orang Tionghoa. Cara bermainnya yang unik membuat ia cepat populer.

Ternyata bukan hanya di Indonesia saja dilarang. Di negeri asalnya, China, permainan ini sempat juga dilarang oleh Partai Komunis. Dianggap sebagai permainan buang-buang waktu, judi, dan milik kaum borju.

Tapi, akhirnya larangan ini dicabut pada tahun 1985. Warga China daratan pun kembali menyambutnya dengan gembira.

Kini, pemerintah China bahkan melestarikannya sebagai salah satu warisan budaya. Bukan hanya mencabut larangan, kompetisi lokal, nasional, hingga internasional pun diadakan.

Kompetisi Mahjong Dunia pertama dilaksanakan di Chengdu, Sichuan, pada tahun 2007. Berlangsung selama lima hari dan diikuti oleh para pemain dari mancanegara. Termasuk Amerika dan Rusia.

Bermain mahjong memang menyenangkan. Terlebih jika permainan ini tidak lagi dilarang. Namun, ingat janganlah dijadikan ajan perjudian.

Tapi, bukannya tanpa resiko ya. Pada tahun 2017 saja, ada 23 kasus kejang-kejang dan epilepsi gegara bermain mahjong.

Rudy Gunawan, B.A., CPS

Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Lihat Hobby Selengkapnya

HARI MINGGU PANGGILAN ke 50

Oleh: Pastor  Sani Saliwardaya, MSC

Inspirasi Bacaan dari :

Kis. 13:14, 43-52; Why. 7:9, 14b-17; Yoh. 10:27-30;

Hari ini, hari Minggu Paskah IV dipersembahkan sebagai hari Minggu Panggilan. Ada banyak jenis panggilan kehidupan dalam hidup menggereja; tetapi yang dimaksudkan panggilan dalam hari Minggu Panggilan ini adalah panggilan khusus untuk menjadi imam, biarawan, dan biarawati. Karena maksud itulah, maka bacaan Injil dengan sengaja diambil dari kisah Yesus sebagai Gembala Yang Baik.

Sebagai Gembala Yang Baik, Yesus sering dilukiskan dalam foto lukisan sedang memeluk mesra seekor anak domba, atau memanggul seekor anak domba sambil tersenyum manis. Melihat gambar lukisan itu, pernah ada umat yang memberi komentar demikian, “seharusnya para gembala kita seperti gambar lukisan itu. Senantiasa memiliki hubungan yang akrab dan mesra dengan domba-dombanya; dan senantiasa mendukung dan memanggul domba-dombanya yang kelelahan dan kecapaian karena kehidupan harian yang tidak ringan”. Mendengarkan komentar seperti itu, saya hanya tersenyum sambil membuat suatu refleksi, “apa artinya memiliki hubungan yang akrab dan mesra dengan domba-dombanya? Apa artinya senantiasa mendukung dan memanggul domba-dombanya yang kecapaian dan kelelahan karena beban kehdiupan?”.

Ketika merenungkan pertanyaan refleksi itu, saya teringat ketika saya masih di SMP. Ketika itu, setiap liburan panjang, saya selalu menikmati liburan dan bermalam di rumah teman-teman saya di kampung-kampung. Pada saat itu, saya lebih menikmati kehidupan pedesaan dari pada suasana perkotaan. Karena itulah, kehidupan pedesaan dengan segala keterbatasannya bukanlah barang asing bagi saya. Teman saya memiliki beberapa ekor domba dan kambing yang harus digembalakan agar dapat makan rerumputan segar. Saya suka sekali ikut menggembalakan domba dan kambing itu. Ternyata, pekerjaan ini tidaklah semudah yang saya bayangkan. Dalam perjalanan ke tempat penggembalaan, teman saya harus sungguh-sungguh menjaga domba dan kambingnya, kalau tidak demikian maka mereka bisa jalan sendiri-sendiri ke arah mana mereka melihat sesuatu yang bisa dimakan. Akibatnya bisa fatal, karena para tetangga bisa marah-marah karena kebun sayurnya dimakan habis oleh domba dan kambing ini. Bukan hanya itu. Di antara mereka juga ada yang nakal dan suka berkelahi. Mereka yang nakal-nakal ini biasanya diikat lehernya dan dituntun agar tidak mengganggu yang lain. Ada juga domba dan kambing yang seperti bingung-bingung. Mereka berjalan, tapi tiba-tiba berhenti dan mengembik. Mereka biasanya dicambuk atau dipukul pantatnya dengan tangan agar jalan kembali. Pendek kata, ada banyak hal yang harus diperhatikan ketika menggembalakan domba dan kambing.

Kembali kepada gambar lukisan Gembala Yang Baik. Ada yang mengatakan bahwa domba yang dipeluk atau yang dipanggul itu adalah domba yang tersesat; setelah dicari dan diketemukan kembali, maka dia dipeluk atau dipanggul. Dan sang gembala bergembira karenanya (bdk. Mat. 18:12-14; Luk. 15:3-7). Anak domba itu tersesat, karena mau jalan sendiri;, mau mencari makan sendiri sehingga meninggalkan kelompoknya. Si anak domba dicari oleh sang gembala dan setelah diketemukan, dia dipanggul atau dipeluk dibawa pulang. Dia tidak diberi kesempatan untuk sementara waktu untuk berjalan sendiri, tetapi “dipaksa” dibawa pulang ke kelompoknya. Saya mengatakan “dipaksa” karena menggendong anak domba ternyata tidak mudah; dia suka memberontak dan berteriak menggembik ketika digendong.

Juga digambarkan dalam Kitab Suci bahwa para gembala itu membawa tongkat (bdk. Kej. 32:10; Bil. 7:2). Tongkat merupakan simbol penggembalaan. Tongkat ini berfungsi sebagai penopang perjalanan sang gembala, tetapi juga untuk mengusir anjing-anjing hutan yang menyerang domba-domba (bdk. 1Sam.17:47). Selain itu, tongkat ini juga berfungsi untuk “mendidik” domba-domba yang nakal, domba-domba yang hendak lari meninggalkan kelompoknya (bdk. Ams. 22:15). Karena itulah, para domba akan merasa aman dan terhibur dengan tongkat gembalanya (bdk. Mzm. 23:4)

Dari gambaran-gambaran di atas, maka refleksiku sedikit terjawab.  “Apa artinya memiliki hubungan yang akrab dan mesra dengan domba-dombanya? Apa artinya senantiasa mendukung dan memanggul domba-dombanya yang kecapaian dan kelelahan karena beban kehdiupan?”

Keakraban, kemesraan, dan dukungan kepada domba-domba berarti suatu situasi dan kondisi yang diciptakan bersama, antara gembala dan domba-dombanya, untuk menuntun domba-domba ke tujuan yang sejati, yakni padang rumput yang hijau; suatu keadaan kebahagiaan dan keselamatan sejati yang ditawarkan oleh Allah sendiri.

Keakraban, kemesraan dan dukungan adalah situasi dan kondisi yang diciptakan bersama. Suatu suasana komunitas sejati. Tetapi tidak hanya berhenti pada suasana komunitas saja, melainkan harus melangkah kepada tujuannya, yakni kebahagiaan dan keselamatan sejati yang ditawarkan oleh Allah, bukan yang ditawarkan oleh dunia atau sebagian domba-domba saja.  Dalam hal inilah, sang gembala harus memiliki tujuan yang jelas.

Yesus menunjukkan kesejatian-Nya dan kepedulian-Nya sebagai Gembala, “Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku” (Yoh.10:27), karena itulah, “domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku”.

Semoga, domba-domba dan gembalanya saling membuka hati untuk menciptakan suasana komunitas agar kebahagiaan dan keselamatan dapat dinikmati oleh semua orang.

FAQs for Yesus Kau Kusembah

How can I download Yesus Kau Kusembah?

You can download Yesus Kau Kusembah on JioSaavn App.

You can download Yesus Kau Kusembah on JioSaavn App.

Yesus Penebus  by OIL Worship

Song  ·  4:29  ·  Indonesian

(P) 2019 Impact Music

Which album is the song Yesus Kau Kusembah from?

Yesus Kau Kusembah is a indonesian song from the album Move On.

Yesus Kau Kusembah is a indonesian song from the album Move On.

Empat Arah Mata Angin

Ada empat jenis ubin yang mewakili masing-masing arah mata angin. Utara, Selatan, Timur, Barat.

Ada empat jenis ubin yang mewakili empat musim. Digambarkan sebagai bunga musim dingin, panas, semi, dan gugur.

Ada empat jenis bunga, mereka adalah anggrek, bambu, krisan, dan prem. Ada dua versi tentang perlambangan ini. Versi Pertama adalah empat wilayah China. Versi kedua menyatakan jika keempat bunga tersebut adalah favorit dari Kong Hu Chu.

Anda mungkin ingin melihat